anak yang manipulatif dan narsistik: apa yang harus dilakukan?

Anak-anak dengan narsisme yang menyimpang dapat menyebabkan gangguan yang cukup besar pada keluarga dan orang lain. Mereka sering kali manipulatif, pembohong, dan sering kali menggunakan rasa bersalah dan rasa malu untuk mencapai tujuan mereka. Sayangnya, mereka juga bisa sangat angkuh dan sulit untuk dimengerti.

Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan karakteristik anak-anak narsistik dan kesulitan yang mereka hadapi sebagai orang dewasa. Saya akan berfokus pada dinamika kompleks antara orang tua yang berempati dan anak yang narsis, sambil menguraikan strategi yang efektif untuk mengelola perilaku mereka dan melindungi diri sendiri dari dampak emosional dari tindakan mereka.

Apa itu narsisme?

Neurosis narsistik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gangguan kepribadian yang ditandai dengan kebutuhan yang berlebihan akan perhatian dan kekaguman, kurangnya rasa kasih sayang kepada orang lain, dan kepekaan yang tinggi terhadap kritik. Neurosis narsistik dapat didiagnosis oleh seorang profesional kesehatan mental atau pelatih terlatih. Orang dengan gangguan ini sering kali memiliki ego yang tinggi dan kebutuhan konstan untuk memvalidasi citra diri mereka.

Mereka bisa menjadi egois, manipulatif, dan merasa dan bertindak superior. Mereka cenderung mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan karena kurangnya pertimbangan terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.

manipulative narcissistic child what to do

Neurosis Narsistik

Psikologi modern cenderung menganggap narsisme sebagai gangguan kepribadian daripada neurosis. Neurosis adalah istilah yang digunakan dalam psikologi untuk menggambarkan keadaan penderitaan mental atau emosional yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Neurosis dapat bermanifestasi dalam gejala-gejala seperti kecemasan, depresi, fobia, atau obsesi.

Neurosis umumnya dianggap sebagai gangguan penyesuaian, yaitu gangguan mental yang berkembang ketika seseorang tidak dapat beradaptasi secara efektif terhadap tekanan dan tuntutan kehidupan sehari-hari. Neurosis dapat diakibatkan oleh trauma masa lalu, hubungan keluarga yang tidak berfungsi, tekanan sosial, atau faktor genetik.

Penting untuk dicatat bahwa “neurosis” lebih sering digunakan dalam konteks historis atau psikoanalisis, dan tidak terlalu sering digunakan dalam konteks psikologi klinis kontemporer. Menurut DSM-5*, neurosis telah digantikan oleh kecemasan dan gangguan obsesif-kompulsif, gangguan suasana hati, gangguan kepribadian, dll.

Karakteristik anak yang narsistik

Anak yang narsistik mungkin memiliki beberapa ciri khas, seperti

  • Kebutuhan konstan akan perhatian dan kekaguman
  • Arogansi dan harga diri yang berlebihan
  • Kurangnya empati terhadap orang lain
  • Kecenderungan untuk melihat diri mereka lebih unggul dari orang lain
  • Perilaku manipulatif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan
  • Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain atas tindakan mereka
  • Kecenderungan untuk berbohong dan menipu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan
  • Ketidakmampuan untuk menerima kritik atau umpan balik negatif
  • Kecenderungan untuk memusuhi dan mendendam terhadap orang-orang yang mengganggu mereka.

Penyebab narsisme

Banyak faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan neurosis narsistik pada anak, yaitu gangguan kepribadian yang ditandai dengan kebutuhan yang berlebihan akan perhatian dan kekaguman serta kurangnya rasa kasih sayang terhadap orang lain.

Lingkungan keluarga dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan neurosis narsistik. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga yang terlalu dilindungi dan terlalu dihargai atau yang mengalami trauma mungkin lebih mungkin mengembangkan sifat narsistik di kemudian hari.

Pengalaman hidup juga dapat berkontribusi pada perkembangan neurosis narsistik. Orang yang pernah mengalami trauma seperti pelecehan fisik, emosional, atau seksual atau menyaksikan kekerasan atau konflik keluarga tingkat tinggi mungkin lebih mungkin mengembangkan gangguan kepribadian narsistik.

Faktor genetik juga dapat berperan dalam perkembangan neurosis narsistik. Penelitian menunjukkan adanya komponen genetik pada semua gangguan kepribadian, termasuk neurosis narsistik.

Faktor-faktor ini tidak selalu menyebabkan neurosis narsistik, tetapi dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi tersebut.

Memahami identifikasi proyektif

Berurusan dengan anak yang narsistik atau anak narsistik yang telah menjadi dewasa bisa jadi rumit, tetapi memahami konsep identifikasi proyektif dapat membantu orang tua. Identifikasi proyektif terjadi ketika seseorang secara tidak sadar memproyeksikan perasaan mereka kepada orang lain.

Proyeksi ini bisa sangat sulit bagi orang tua yang menghadapinya. Anak-anak yang narsistik sering memproyeksikan rasa tidak aman mereka kepada orang lain, dimulai dengan orang tua, dan mengharapkan mereka untuk memenuhi semua kebutuhan dan keinginan mereka. Mereka mungkin juga berpikir tinggi tentang diri mereka sendiri dan kualitas mereka dan mengharapkan orang lain untuk mengkonfirmasi harga diri mereka terus-menerus.

Jadi, apa yang dapat dilakukan orang tua untuk menghadapi perilaku ini?

Menetapkan batasan dan menjaga diri sendiri sangat penting. Hal ini mungkin termasuk membatasi kontak dengan anak yang sudah dewasa, mencari dukungan dari orang lain, dan membangun citra diri yang positif di luar hubungan.

Orang tua harus ingat bahwa perilaku anak mereka yang sudah dewasa bukanlah kesalahan mereka dan tidak bertanggung jawab atas perasaan atau tindakan yang terus ditunjukkan oleh orang dewasa tersebut.

Untuk lebih memahami cara kerja identifikasi proyektif, berikut adalah beberapa contoh bagaimana seorang anak yang narsis dapat memproyeksikan dirinya kepada orang tua mereka:

– Seorang anak yang merasa tidak aman dengan kecerdasan mereka mungkin mengkritik orang tua karena tidak cukup pintar.
– Seorang anak dengan masalah identitas mungkin mengharapkan orang tua selalu mengetahui jawaban yang benar dan membuat keputusan yang tepat.
– Seorang anak yang merasa tidak mampu dalam situasi sosial mungkin mengharapkan orang tuanya untuk menjadi lebih ramah dan populer.
– Seorang anak yang berjuang dengan harga diri mungkin mencari validasi dan perhatian dari orang tua.

Menyadari bahwa anak memproyeksikan emosinya pada orang tua dapat membantu orang tua berempati dan memahami sambil menetapkan batasan yang sehat. Orang tua perlu memprioritaskan kesejahteraan emosional mereka sambil tetap hadir untuk anak-anak mereka.

Meskipun mungkin sulit bagi orang tua untuk menerima dan mengubah dinamika ini, menetapkan batasan dan menangani perilaku narsistik sejak dini dapat bermanfaat bagi kesehatan emosional kedua belah pihak.

Apa yang mendefinisikan seorang narsisis yang ‘ekstrem’?

Istilah ‘narsisis’ dan ‘narsisis ekstrem’ sering digunakan secara bergantian, tetapi keduanya dapat berbeda derajatnya, tergantung pada sumbernya.

Seorang narsisis ekstrem, atau ‘narsisis patologis’, adalah orang yang menunjukkan karakteristik gangguan kepribadian narsistik secara lebih nyata dan intens.

Orang-orang ini mungkin memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menggunakan manipulasi dan pelecehan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dan bisa sangat sulit untuk hidup dan dikelola. NPM juga bisa sangat pandai mengalihkan perhatian orang lain dari perilaku mereka yang tidak pantas dan bisa sangat sulit untuk diidentifikasi. Mereka sering mengalami kesulitan dalam membangun hubungan emosional yang sehat.

Kesulitan dalam hubungan antara orang tua yang berempati dan anak yang narsistik.

Orang tua yang berempati mungkin merasa sulit untuk memahami perilaku anak mereka yang berpusat pada diri sendiri dan manipulatif, yang mengarah pada perasaan frustrasi dan kekecewaan.

Di sisi lain, anak mungkin merasa sulit untuk memahami sifat empati orang tua mereka dan melihatnya sebagai kelemahan. Dinamika ini dapat menyebabkan hubungan yang tegang dan kurangnya rasa saling pengertian dan rasa hormat. Ketika anak tumbuh menjadi dewasa, kesulitan dalam hubungan ini dapat menjadi lebih jelas, membuat situasi menjadi sulit untuk dikelola oleh kedua belah pihak.

manipulative narcissistic child what to do

Dapatkah seorang narsisis menyadari bahwa mereka adalah seorang narsisis?

Mungkin sulit bagi orang dengan kecenderungan narsistik untuk mengenali dan mengakui gangguan mereka, karena mereka mungkin tidak melihatnya sebagai masalah. Orang yang narsistik sering kali memiliki rasa yang tinggi akan pentingnya diri mereka sendiri dan mungkin tidak dapat memahami bagaimana perilaku mereka mempengaruhi orang lain. Mungkin saja, namun kecil kemungkinannya, seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik akan menyadari kondisi mereka dan mencari bantuan untuk memahami dan mengubah perilaku mereka.

Kesulitan dalam menetapkan batasan

Salah satu aspek tersulit dari hubungan antara orang tua yang berempati dengan anak yang narsis adalah kemampuan orang tua untuk menetapkan batasan dan mengatakan ‘tidak’ pada tuntutan anak yang terus menerus. Anak narsistik sering merasa bahwa segala sesuatu adalah milik mereka dan mungkin membuat tuntutan yang tidak masuk akal terhadap orang-orang di sekitarnya. Orang tua yang berempati mungkin merasa sulit untuk mengatakan tidak pada tuntutan anak mereka, karena mereka mungkin merasa bersalah atau ingin menghindari konfrontasi.

Namun, hal ini dapat menyebabkan orang tua terus menerus menyerah pada tuntutan anak mereka, yang dapat merugikan orang tua dan anak dalam jangka panjang. Penting bagi orang tua untuk menetapkan batasan yang jelas dan menegakkannya dengan tegas, meskipun sulit.

Orang tua yang berempati dapat berhasil mengatakan tidak pada anak mereka dengan belajar untuk mengutamakan diri mereka sendiri dan menetapkan batasan yang jelas. Orang tua perlu memahami bahwa struktur emosi anak mereka – terutama jika mereka sudah dewasa – adalah masalah mereka sendiri dan mereka tidak bertanggung jawab atas harga diri anak mereka.

Orang tua juga perlu meningkatkan harga diri untuk memastikan bahwa mereka tidak merasa bersalah karena mengatakan tidak kepada anak mereka. Mereka juga dapat mencari bantuan profesional untuk mengelola hubungan yang kompleks.

Apa yang harus dilakukan ketika anak narsistik terus menyalahkan orang tua?

Menyalahkan adalah salah satu senjata mematikan bagi seorang narsisis untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, jadi penting untuk mengetahui bagaimana cara menghindari dimanipulasi. Berikut adalah beberapa contoh frasa yang dapat membantu Anda menghadapi anak yang suka menyalahkan:

  • “Saya minta maaf kamu merasa seperti itu, tetapi saya tidak bertanggung jawab atas perasaanmu”
  • “Saya mengerti bahwa Anda marah, tetapi saya tidak setuju dengan menyalahkan Anda, dan saya tidak akan menerimanya”
  • “Aku tahu kamu punya kebutuhan, tapi aku tidak bisa selalu ada untukmu setiap saat. Saya juga harus menjaga diri saya sendiri.”
  • “Saya mengerti bahwa Anda memiliki pendapat, tetapi saya tidak berniat mengubah pendapat saya untuk menyenangkan Anda.”
  • “Maaf jika saya mungkin telah menyakiti Anda, tetapi saya tidak merasa bertanggung jawab atas emosi Anda.”
  • “Saya bersedia mendiskusikan hal ini dengan Anda, tetapi saya tidak dapat menerima kesalahan dan tuduhan Anda. Saya akan mengakhiri percakapan ini untuk saat ini, dan kita bisa membicarakannya lagi nanti ketika kita berdua sudah lebih tenang.”

Ingatlah bahwa menetapkan batasan dan bersikap tegas dengan anak Anda bisa jadi sulit dan memakan waktu. Ingatlah untuk tidak membiarkan diri Anda dimanipulasi dan terus menetapkan batasan-batasan itu dengan cara yang jelas dan langsung.

Apa alat utama untuk keluar dari hubungan seperti itu?

Menggunakan keheningan sebagai alat untuk mengelola hubungan dengan anak yang narsis.

Diam adalah alat yang efektif untuk mengelola hubungan dengan anak Anda yang narsistik. Ini dapat membantu mengurangi interaksi yang tidak perlu atau berbahaya dan menghindari konflik.

Diam dapat menghindari konflik langsung, tetapi tidak menyelesaikan masalah jangka panjang. Penting juga untuk menemukan solusi yang berkelanjutan untuk mengelola hubungan dan menggabungkannya dengan strategi lain.

Misalnya, menetapkan batasan yang jelas, mempraktikkan ketegasan, dan mencari dukungan profesional dan ramah untuk mengelola hubungan secara efektif adalah hal yang praktis dan mudah diterapkan.

Berikut adalah beberapa contoh frasa yang dapat membantu menetapkan batasan dalam hubungan dengan anak Anda.

  • “Saya tidak setuju dengan apa yang kamu katakan/lakukan, dan itu membuat saya tidak nyaman”
  • “Saya menghormati pendapat Anda, tetapi saya tidak setuju. Saya akan terus berpikir secara berbeda.”
  • “Maaf, tapi saya tidak bisa melakukan apa yang Anda minta. Itu bertentangan dengan batasan saya.”
  • “Saya mengerti bahwa Anda memiliki kebutuhan, tetapi saya tidak tersedia untuk Anda setiap saat. Saya juga harus menjaga diri saya sendiri.”
  • “Saya mengerti bahwa Anda marah, tetapi saya tidak akan mentolerir panggilan nama atau pelecehan verbal.”
  • “Saya sadar bahwa percakapan ini tidak akan berhasil, saya akan mengakhirinya dan kita bisa membicarakannya nanti ketika kita berdua sudah lebih tenang.”

Ingatlah bahwa menetapkan batasan bisa jadi sulit, terutama jika Anda terbiasa mengalah pada tuntutan anak Anda. Jadi, penting untuk berlatih menggunakan frasa-frasa ini dan bersikap jelas dan langsung ketika batasan Anda dilanggar.

Mengetahui cara menetapkan batasan

Ada sejumlah alat lain yang dapat membantu Anda keluar dari hubungan yang berbahaya dengan anak Anda:

Menetapkan batasan yang jelas

Sangat penting untuk menentukan batas-batas apa yang bersedia Anda terima dalam suatu hubungan sebagai orang tua dan untuk memperjelas bahwa perilaku yang tidak dapat diterima tidak akan ditoleransi.

Belajarlah untuk mengatakan tidak

Orang dengan struktur emosi seperti ini cenderung ingin mendapatkan kata terakhir dan mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan cara apa pun. Anda perlu belajar untuk mengatakan tidak dan tidak menyerah pada berbagai tekanan.

Fokus pada diri sendiri

Hubungan ini dapat menguras emosi. Penting untuk menjaga diri sendiri dan menghabiskan waktu untuk kegiatan yang membuat Anda merasa nyaman.

Hindari membenarkan diri sendiri

Orang yang narsis cenderung tidak mau mendengarkan orang lain dan ingin mendapatkan kata terakhir. Tidak disarankan untuk membenarkan diri Anda kepada mereka.

Cari bantuan profesional

Hubungan seperti ini sering kali sulit untuk dikelola sendiri. Menemui terapis atau konselor untuk mendapatkan dukungan dan nasihat bisa sangat membantu.

Belajar melindungi diri Anda secara emosional

Untuk mengatasi intensitas hubungan yang lebih baik, Anda harus mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang positif dan berlatih meditasi, pernapasan, atau teknik menulis untuk mengatasi emosi.

Temukan kekuatan untuk menetapkan batasan.

Mungkin sulit untuk menetapkan batasan dengan anak Anda setelah bertahun-tahun perilaku yang tidak dapat diterima, tetapi berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu Anda menemukan kekuatan untuk melakukannya:

Buat daftar batasan Anda

Luangkan waktu untuk memikirkan perilaku anak Anda yang tidak dapat diterima dan tuliskan pada daftar. Ini akan membantu Anda menjadi jelas tentang apa yang tidak akan Anda toleransi lagi dalam hubungan Anda.

Latihlah harga diri Anda

Orang yang tidak stabil secara emosional cenderung merusak harga diri orang-orang di sekitarnya. Sangat penting untuk meningkatkan harga diri Anda sendiri agar merasa lebih aman dan percaya diri dalam menetapkan batasan.

Bersikap tegas

Sangat penting untuk bersikap tegas dan mengatakan tidak dengan jelas dan langsung ketika batas-batas Anda dilanggar.

Temukan dukungan

Akan sangat membantu jika Anda berbicara dengan terapis atau konselor untuk mendapatkan dukungan dan saran dalam mengelola hubungan dengan anak Anda.

Bersabarlah

Penting untuk diingat bahwa menetapkan batasan dengan anak Anda dapat memakan waktu dan ketekunan. Jadi jangan mengharapkan hasil langsung dan teruslah menetapkan batasan.

Jaga diri Anda sendiri.

Jaga diri Anda dengan melakukan kegiatan yang membuat Anda merasa baik, menghabiskan waktu dengan orang-orang yang positif, dan memberi diri Anda cinta dan kasih sayang.

Apa akibatnya bagi orang tua ketika mereka menetapkan batasan untuk anak mereka yang narsis?

Ketika orang tua menetapkan batasan untuk anak yang narsistik, ia mungkin akan menghadapi beberapa perlawanan. Anak mungkin akan bereaksi secara negatif, dengan menjadi agresif, mengamuk, atau membuat ancaman untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka juga dapat menarik diri secara emosional dan mengabaikan batasan yang ditetapkan oleh orang tua.

Namun, dengan menetapkan batasan yang jelas dan menghormatinya, orang tua dapat belajar untuk mengelola tuntutan anak yang berlebihan dan melindungi kesehatan mental dan emosional mereka sendiri dengan lebih baik.

Dengan demikian, mereka juga dapat membantu anak mereka untuk mengembangkan kapasitas mereka sendiri untuk mandiri, menghormati batasan orang lain, dan menjadi lebih sadar akan kebutuhan dan perasaan orang lain.

Ketakutan bahwa anak mereka yang narsis akan memutuskan hubungan dengan mereka dapat menjadi faktor utama yang menghalangi orang tua untuk menetapkan batasan-batasan dengan anak mereka. Orang yang narsis bisa sangat pandai memanipulasi orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, dan mereka dapat menggunakan ancaman untuk memutuskan hubungan sebagai senjata untuk mencapai tujuan mereka. Orang tua mungkin merasa terjebak di antara keinginan untuk mempertahankan hubungan dengan anak mereka dan kebutuhan untuk menetapkan batasan untuk melindungi kesehatan mental dan emosional mereka sendiri.

Ketakutan akan kehilangan hubungan dengan anak juga dapat membuat orang tua lebih rentan terhadap manipulasi oleh anak, yang dapat meningkatkan tuntutan dan persyaratan yang berlebihan dari anak terhadap orang tua. Orang tua mungkin merasa bersalah karena tidak dapat memberikan semua yang diinginkan anak. Mereka mungkin merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan anak mereka.

Penting untuk dicatat bahwa menetapkan batasan tidak selalu berarti memotong anak Anda. Sebaliknya, ini berarti menetapkan batasan yang jelas dan menegakkannya dengan tegas dan penuh hormat melalui komunikasi yang peduli dan pengambilan keputusan secara sadar. Orang tua juga dapat mengeksplorasi pilihan dukungan terapeutik untuk membantu mengelola emosi mereka sendiri dan meningkatkan hubungan mereka dengan anak mereka.

Memutus hubungan energi antara Anda dan anak Anda dapat menjadi pendekatan yang berguna. Bayangkan Anda memutuskan semua hubungan energik yang menghubungkan Anda dengan bagian narsistik anak Anda.

Ini tidak berarti bahwa Anda memutuskan semua kontak dengan anak Anda, tetapi hanya berarti bahwa Anda mengubah dinamika energik di antara Anda berdua untuk menciptakan hubungan yang lebih sehat yang membuat Anda merasa lebih nyaman. Anda mungkin ingin berkonsultasi dengan seseorang yang mengetahui teknik pembersihan energi untuk membantu Anda melakukan hal ini.

Namun, anak Anda mungkin akan memutuskan hubungan dengan Anda ketika Anda memutuskan untuk mengakhiri aspek hubungan ini atau menetapkan batasan yang jelas.

Hal ini mungkin sulit untuk dihadapi, tetapi berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu Anda menghadapi situasi ini:

Persiapkan diri Anda secara mental

Penting untuk mempersiapkan diri Anda untuk kemungkinan orang tersebut memutuskan Anda. Hal ini akan membantu Anda untuk tidak terlalu terkejut jika hal ini terjadi, terutama jika itu adalah anak Anda.

Jangan merasa bersalah

Penting untuk diingat bahwa keputusan untuk memutuskan hubungan adalah keputusan orang tersebut, bukan keputusan Anda. Jangan merasa bersalah atas perilaku mereka.

Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang positif

Penting untuk mengelilingi diri Anda dengan orang-orang positif yang akan mendukung Anda melewati masa-masa ini.

Temukan aktivitas yang membuat Anda merasa baik

Penting untuk meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang membuat Anda merasa senang, seperti membaca, berolahraga, atau menghabiskan waktu bersama teman.

Dapatkan bantuan profesional

Jika Anda kesulitan mengatasinya, mungkin ada baiknya Anda menemui terapis atau konselor untuk mendapatkan dukungan dan saran.

Belajarlah untuk menerima diri Anda apa adanya

Ingatlah bahwa Anda adalah orang yang berharga, layak dicintai dan dihormati, bahkan jika orang tersebut tidak lagi menginginkan Anda dalam hidupnya, hal ini tidak mendefinisikan Anda sebagai seorang individu.

Kesimpulan

Masalah anak manipulatif itu kompleks dan membutuhkan pendekatan holistik yang disesuaikan dengan setiap situasi. Memahami bahwa perilaku ini mungkin merupakan hasil dari keluarga atau konteks sosial yang sulit dan bahwa perawatan harus diarahkan untuk membantu individu dan keluarga adalah langkah pertama yang penting.

Penting juga untuk melakukan pencegahan dengan membuat orang dewasa sadar akan perilaku-perilaku ini dan mengajari mereka cara mengatasinya. Disarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, tergantung pada tingkat perilakunya, untuk menilai situasi dan menyiapkan strategi penanganan yang tepat.

Jika anak Anda sudah remaja, atau sudah dewasa, dan tetap menginginkan apa yang diinginkannya dan membuat Anda merasa bersalah jika Anda tidak memenuhi permintaannya, Anda harus tetap tenang dan tegas dalam memberikan tanggapan.

Anda dapat mengatakan sesuatu seperti: “Saya harus mengurus diri saya sendiri sekarang. Saya harus mengutamakan diri saya sendiri.” Ingatkan putri Anda bahwa Anda mencintainya dan akan selalu ada untuknya, tetapi Anda telah memilih untuk mengurus diri sendiri terlebih dahulu.

Mempertahankan batasan-batasan Anda dan tidak merasa bersalah, meluangkan waktu untuk diri sendiri, menjadi bahagia, dan menjalani hidup Anda adalah salah satu kunci terpenting untuk mengubah situasi Anda dan membebaskan diri Anda dari cengkeraman ini.

*DSM-5 (Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, edisi 5ᵉ) adalah panduan yang digunakan oleh para profesional kesehatan mental untuk mendiagnosis gangguan mental. Manual ini diterbitkan oleh American Psychiatric Association dan digunakan di Amerika Serikat dan banyak negara lainnya.